Wednesday, March 27, 2013


Dampak Negatif  Telepon / Hp bagi Kesehatan Manusia


M.Adrikni K
153090299/B



Menurut beberapa penelitian yang tertera dalam sebuah situs VIVAnews.com menyebutkan, “menghabiskan waktu lebih dari lima jam per hari di depan komputer bisa merusak jantung dan menjurus pada kematian yang lebih cepat”, “perkembangan otak pada anak-anak di bawah umur Sembilan tahun dapat mengalami kerusakan”, “efek radiasi dari sebuah ponsel dapat membahayakan kesehatan anak-anak di bawah umur dua belas tahun”.
Bukti-bukti tersebut ditemukan para ahli baik dalam bidang psikolog dan kesehatan setelah melakukan penelitian pada para pengguna tehnologi informasi dan komunikasi. Sungguh suatu hal yang sangat ironis sekali mengetahui fakta-fakta tersebut, dimana kita sesungguhnya dimudahkan dalam melakukan komunikasi dan juga mencari informasi-informasi yang berguna bagi kita atau mungkin juga para pekerja yang mengharuskan dirinya berhadapan dengan layar komputer selama berjam-jam.
Begitu pula halnya dengan alat komunikasi sehari-hari yang sering kita gunakan yaitu ‘handphone’ yang sekarang sudah seperti kita membeli kacang saja. Jika kita terlalu lama berbicara menggunakan ‘handphone’ maka kita akan terkena dampak radiasi yang ditimbulkan oleh ‘handphone’ tersebut yang dapat mengganggu kesehatan kita dalam jangka waktu panjang.
Penyebab jika kita terlalu asik atau berlama-lama bermain komputer, bekerja menggunakan komputer, ataupun mungkin juga bagi yang senang menikmati acara televisi dalam waktu yang  lama akan mengalami resiko kematian lebih cepat, hal ini dikarenakan tubuh kita mengalami penurunan 90% lipoprotein lipase dan enzim jantung yang sehat dan terjadi pembengkakan dan masalah metabolisme yang disebabkan oleh ketidakaktifan anggota tubuh kita ketika kita melakukan aktivitas tersebut.
Dampak negatif lainnya adalah ‘Computer Vision Syndrome’ (CVS) yang mengakibatkan iritasi pada mata kita, seperti mata menjadi merah; berair; ataupun terasa kering, dan disertai dengan kepala kita menjadi pening atau migraine pada kepala kita dan leher menjadi pegal-pegal. Jika ada sebuah pernyataan saat ini dimana anak-anak pada usia dini lebih baik untuk diajarkan cara menggunakan komputer dengan baik. Namun, menurut psikolog Dr. Aric Sigman dalam situs VIVAnews menyebutkan bahwa, “Komputer juga bisa merusak otak anak-anak yang masih dalam usia perkembangan, karena pada usia dini kemampuan untuk mencurahkan perhatian pada suatu hal menjadi berkurang. Hal tersebut dikarenakan terjadinya konflik antara multitasking dan konsentrasi yang berkelanjutan pada anak-anak”.
“Handphone” atau ponsel adalah sebuah alat komunikasi yang saat ini hampir seluruh umat manusia di dunia pasti memilikinya. Namun, bagaimana jika alat tersebut ternyata juga turut berdampak buruk bagi kesehatan kita? Mungkin semasa sekolah kita pasti pernah mengenal istilah ‘radiasi’ yang jika terkena pada diri kita secara langsung akan berdampak buruk bagi kesehatan kita sendiri. Hal ini pun sama dengan dampak buruk yang ditimbulkan oleh ponsel yang kita miliki tersebut, karena menurut Profesor Lawrie Challis, ponsel memiliki efek radiasi yang sangat berbahaya untuk kesehatan kita.
Terlebih bagi anak di bawah usia dua belas tahun yang sistem kekebalan tubuhnya masih dalam tahap perkembangan. Ia menghimbau agar para orang tua tidak membiarkan anak-anak di usia dua belas tahun tidak menggunakan telepon seluler tersebut karena dapat memicu gangguan kesehatan yang cukup serius. Memang dampak tersebut berlangsung dalam jangka panjang sehingga akan diketahui setelah beberapa tahun ataupun puluhan tahun dari efek radiasi dari ponsel.
Sebuah kenyataan yang sungguh sangat ironis sekali bagi kita semua. Sebuah perkembangan pesat dalam bidang elektronik dan tehnologi ini ternyata juga memiliki dampak buruk yang cukup signifikan bagi kesehatan manusia. Namun kita dapat mengurangi efek tersebut jika kita dapat membatasi frekuensi pemakaian alat-alat tersebut.

Monday, March 18, 2013

Teknologi Pendukung Teknologi Komunikasi

Muh.Adrikni
153090299/B
Ilmu Komunikasi

·         Radar

Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).

Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan terkadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar.

Sejarah

Seorang ahli fisika Inggris bernama James Clerk Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori tentang elektromagnetik pada tahun 1865. Setahun kemudian, seorang ahli fisika asal Jerman bernama Heinrich Rudolf Hertz berhasil membuktikan teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik dengan menemukan gelombang elektromagnetik itu sendiri.
Pendeteksian keberadaan suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik pertama kali diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904. Bentuk nyata dari pendeteksian itu dilakukan dengan memperlihatkan kebolehan gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi kehadiran suatu kapal pada cuaca yang berkabut tebal. Namun di kala itu, pendeteksian belum sampai pada kemampuan mengetahui jarak kapal tersebut.
Di tahun 1921, Albert Wallace Hull menemukan magnetron sebagai tabung pemancar sinyal/transmitter yang efisien. Kemudian transmitter berhasil ditempatkan pada kapal kayu dan pesawat terbang untuk pertama kalinya secara berturut-turut oleh A. H. Taylor dan L. C. Young di tahun 1922 dan L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat di tahun 1930.
Istilah radar sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding), namun perkembangan radar itu sendiri sudah mulai banyak dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan dari Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris. Dari sekian banyak ilmuwan, yang paling berperan penting dalam pengembangan radar adalah Robert Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan penelitiannya mengenai cikal bakal radar pada tahun 1915. Di tahun 1920-an, ia bergabung dengan bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari dan mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt menjadi salah satu orang yang ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan Kementrian Produksi Pesawat Terbang untuk mengembangkan radar. Watson-Watt kemudian menciptakan radar yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari jarak 40 mil (sekitar 64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan stasiun radar yang berfungsi untuk melindungi pantainya.
Pada awalnya, radar memiliki kekurangan, yakni gelombang elektromagnetik yang dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini menyebabkan radar mampu mendeteksi kehadiran suatu benda, namun tidak pada lokasi yang tepat. Terobosan pun akhirnya terjadi di tahun 1936 dengan pengembangan radar berdenyut (pulsed). Dengan radar ini, sinyal diputus secara berirama sehingga memungkinkan untuk mengukur antara gema untuk mengetahui kecepatan dan arah yang tepat mengenai target.
Sementara itu, terobosan yang paling signifikan terjadi di tahun 1939 dengan ditemukannya pemancar gelombang mikro berkekuatan tinggi yang disempurnakan. Keunggulan dari pemancar ini adalah ketepatannya dalam mendeteksi keberadaan sasaran, tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun. Keunggulan lainnya adalah bahwa gelombang ini dapat ditangkap menggunakan antena yang lebih kecil, sehingga radar dapat dipasang di pesawat terbang dan benda-benda lainnya. Hal ini yang pada akhirnya membuat Inggris menjadi lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Di tahun-tahun berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal peningkatan kemampuan sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan militer.

Klasifikasi

Berdasarkan bentuk gelombang

  • Continuous Wave/CW (Gelombang Berkesinambungan), merupakan radar yang menggunakan transmitter dan antena penerima (receive antenna) secara terpisah, di mana radar ini terus menerus memancarkan gelombang elektromagnetik. Radar CW yang tidak termodulasi dapat mengukur kecepatan radial target serta posisi sudut target secara akurat. Radar CW yang tidak termodulasi biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan target dan menjadi pemandu rudal (missile guidance).
  • Pulsed Radars/PR (Radar Berdenyut), merupakan radar yang gelombang elektromagnetiknya diputus secara berirama. Frekuensi denyut radar (Pulse Repetition Frequency/PRF) dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu PRF high, PRF medium dan PRF low.

Jenis

a. Doppler Radar

Doppler radar merupakan jenis radar yang mengukur kecepatan radial dari sebuah objek yang masuk ke dalam daerah tangkapan radar dengan menggunakan Efek Doppler. Hal ini dilakukan dengan memancarkan sinyal microwave (gelombang mikro) ke objek lalu menangkap refleksinya, dan kemudian dianalisis perubahannya. Doppler radar merupakan jenis radar yang sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Doppler radar adalah Weather Radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.

b. Bistatic Radar

Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena. Contoh Bistatic radar adalah Passive radar. Passive radar adalah sistem radar yang mendeteksi dan melacak objek dengan proses refleksi dari sumber non-kooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti penyiaran komersial dan sinyal komunikasi.

Sistem Radar

Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena, transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal) .

· Antena

· Pemancar sinyal (transmitter)

· Penerima sinyal (receiver)

Prinsip Pengoperasian Radar

Umumnya, radar beroperasi dengan cara menyebarkan tenaga elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena. Tujuannya adalah untuk menangkap sinyal dari benda yang melintas di daerah tangkapan antena yang bersudut 20o – 40o. Ketika ada benda yang masuk ke dalam daerah tangkapan antena tersebut, maka sinyal dari benda tersebut akan ditangkap dan diteruskan ke pusat sitem radar untuk kemudian diproses sehingga benda tersebut nantinya akan tampak dalam layar monitor/display.

Kegunaan Radar

Ø Cuaca

Ø Militer

Ø Kepolisian

Ø Pelayaran

Ø Penerbangan

·         Inframerah

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop.

Karakteristik

  • Tidak dapat dilihat oleh manusia
  • Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
  • Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas
  • Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.

Jenis-jenis inframerah berdasarkan panjang gelombang

  • Inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 µm
  • Inframerah jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 µm
  • Inframerah jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 µm

Kegunaan Inframerah dalam kehidupan:

1. Bidang kesehatan

2. Bidang komunikasi

3. Bidang keruangan

4. Bidang Industri

Kelebihan inframerah dalam pengiriman data

  • Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan inframerah tidak membutuhkan sinyal.
  • Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk alat yang sederhana.
  • Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)

Kelemahan inframerah dalam pengiriman data

  • Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus berhadapan satu sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer data karena caranya yang merepotkan.
  • Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan infra merah mengenai mata
  • Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan rekannya Bluetooth.